
AJN - BANDA ACEH, Perum DAMRI Cabang Banda Aceh saat ini menghadapi tantangan dalam menjalankan operasionalnya, terutama dalam hal penugasan pemerintah untuk melayani daerah-daerah terisolir, kata General Manager Perum DAMRI Cabang Banda Aceh "Jarnawi Pakaya" di ruang kerjanya, Selasa ( 9/9/2025 ).
DAMRI Banda Aceh melayani 11 trayek di 8 kabupaten/kota di Aceh, dan tahun ini ditambah satu trayek lagi ke Meulaboh.
Namun, DAMRI Banda Aceh menghadapi kesulitan keuangan karena subsidi dari pemerintah pusat yang tidak mencukupi. Hal ini menyebabkan DAMRI Banda Aceh harus melakukan efisiensi anggaran, yang berdampak pada operasional dan gaji pegawai.
Jarnawi mengungkapkan bahwa DAMRI Banda Aceh saat ini hanya memiliki status penugasan dari pemerintah, dan harus mengikuti aturan main yang ditetapkan.
“DAMRI Banda Aceh juga harus berkoordinasi dengan Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) untuk menjalankan operasionalnya,” ujarnya
Selain itu, DAMRI Banda Aceh juga memiliki kemampuan merawat armada dan asetnya sendiri. Namun, terkait tidak beroperasinya DAMRI di Sabang, disebutkan bahwa ada penolakan dari pengemudi angkutan yang ada di sana karena merasa tersaingi.
Oleh karenanya, DAMRI Banda Aceh juga harus memahami kearifan lokal dan memprioritaskan tenaga lokal dalam operasionalnya.
“Perbandingan antara tenaga lokal dan tenaga ahli adalah 70-30 persen, dan DAMRI Banda Aceh memberikan pembekalan kepada tenaga lokal yang belum paham,” ucapnya.
Dengan demikian, lanjut Jarnawi DAMRI Banda Aceh berjuang untuk menjalankan operasionalnya dan memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat, meskipun menghadapi tantangan keuangan dan operasional, tutup pak GM. ( zoey )