terkini

Iklan

Bank Indonesia bersama TPID Aceh Perkuat Ketahanan Pangan melalui Pelatihan Budidaya Cabai “Subur Berkelanjutan”

Zulfitri ( Admin )
17 Oktober 2025, 14.34 WIB Last Updated 2025-10-17T07:34:14Z

 



AJN - ACEH JAYA, ( 16 Oktober 2025 ) Dalam rangka memperkuat ketahanan pangan dan menjaga stabilitas harga komoditas strategis, Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Provinsi Aceh bersama Pemerintah Kabupaten Aceh Jaya menyelenggarakan Pelatihan Budidaya Pertanian Cabai “Subur Berkelanjutan” pada 15 dan 16 Oktober 2025 di Gampong Ujong Muloh, Kabupaten Aceh Jaya. Kegiatan ini merupakan bagian dari implementasi Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) dan sinergi Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dalam mendukung strategi 4K, yakni Ketersediaan pasokan, Keterjangkauan harga, Kelancaran distribusi, dan Komunikasi efektif.


Pelatihan tersebut dibuka oleh Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Aceh, Hertha Bastiawan, serta dihadiri oleh Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setdakab Aceh Jaya, Jhoni Saputra, S.Si., yang mewakili Bupati Aceh Jaya. Hadir pula Edi Fadhil, SH., Analis Kebijakan Ahli Muda Bidang Pemberdayaan Masyarakat Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Gampong (DPMG) Aceh; Drh. Dailami, Plt. Kepala Dinas Pertanian Aceh Jaya; serta Murtala Hendra Syahputra dan Yuliana selaku pemilik PT Rayeuk Aceh Utama (Capli). Turut berpartisipasi Kelompok Tani (Poktan) cabai dari Aceh Jaya, Aceh Barat Daya, Aceh Selatan, dan Subulussalam.


Kegiatan pelatihan ini difokuskan pada peningkatan kapasitas teknis petani dalam budidaya cabai ramah lingkungan berbasis pertanian organik dan digital farming. Para peserta mendapatkan pelatihan penerapan teknologi dekomposer Microbacter Alfafa (MA-11), produk hasil pengembangan SMK Pembangunan Pertanian (PP) Saree yang difasilitasi oleh Bank Indonesia sejak tahun 2022 untuk pengolahan pupuk organik dari bahan alami. Penggunaan MA-11 terbukti meningkatkan unsur hara tanah, mengendalikan hama dan penyakit tanaman secara alami, serta menghasilkan produk pangan yang lebih sehat dan berkelanjutan.


Selain itu, petani juga diperkenalkan pada penerapan digital farming berbasis Internet of Things (IoT), yang memungkinkan pemantauan kelembaban tanah, suhu, serta rekomendasi pemupukan presisi melalui aplikasi ponsel. Dengan teknologi ini, petani dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas hasil panen sekaligus mengurangi penggunaan pupuk kimia secara berlebihan.


Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Aceh, Hertha Bastiawan, dalam sambutannya menyampaikan bahwa cabai merah merupakan salah satu komoditas utama penyumbang inflasi di Aceh, dengan andil inflasi bulanan mencapai 0,68 persen (month-to-month / mtm) pada September 2025, meningkat dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 0,15 persen (mtm). “Fluktuasi harga cabai masih tinggi, dengan volatilitas rata-rata mencapai 30 persen. Karena itu, penguatan kapasitas petani, pemangkasan rantai pasok, dan penerapan inovasi pertanian berkelanjutan menjadi kunci menjaga stabilitas harga dan kesejahteraan petani,” ujarnya.


Sementara itu, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setdakab Aceh Jaya, Jhoni Saputra, menyampaikan apresiasi atas sinergi Bank Indonesia dengan pemerintah daerah dan dunia usaha. “Kami menyambut baik langkah BI Aceh yang tidak hanya berfokus pada kebijakan makro, tetapi juga langsung mendampingi petani di lapangan. Pelatihan seperti ini sangat penting agar petani Aceh Jaya mampu meningkatkan produksi dan menjadi bagian dari solusi pengendalian inflasi,” ungkapnya.


Kegiatan ini juga diisi dengan penandatanganan komitmen kerja sama antara PT Rayeuk Aceh Utama (Capli) dan kelompok tani cabai Aceh Jaya untuk mendukung pemasokan dan hilirisasi komoditas cabai. Langkah ini diharapkan menjadi model kemitraan berkelanjutan antara petani dan pelaku usaha dalam memperkuat rantai nilai pertanian di Aceh.


Menutup kegiatan, Bank Indonesia menegaskan komitmennya untuk terus bersinergi dengan pemerintah daerah, pelaku usaha, dan masyarakat dalam menjaga stabilitas harga pangan strategis serta memperkuat kemandirian pangan daerah. “Melalui semangat GNPIP dan strategi 4K, kami optimistis Aceh dapat mencapai inflasi yang rendah, stabil, dan terkendali, dengan masyarakat dan petani yang semakin sejahtera,” tutup Hertha.

Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • Bank Indonesia bersama TPID Aceh Perkuat Ketahanan Pangan melalui Pelatihan Budidaya Cabai “Subur Berkelanjutan”

Terkini