AJN - BANDA ACEH, Sekretaris Daerah (Sekda) Aceh M. Nasir, S.IP, MPA mengatakan upaya menekan risiko bencana hidrometeorologi diperlukan kerja sama berbagai pemangku kepentingan karena tidak dapat dicapai oleh satu pihak saja. Oleh sebab itu, keterpaduan dan kerja selaras dengan pakar menjadi faktor penting dalam proses mitigasi hingga pelaksanaan respons darurat saat bencana terjadi.
Hal ini disampaikan M.Nasir Rapat koordinasi mitigasi risiko bencana hidrometereologi dan rencana penanganan darurat bencana aceh tahun anggaran 2025 menindak lanjuti surat Mendagri Nomor Surat 300.2.8/9333/S Perihal Kesiapsiagaan Menghadapi Potensi Bencana Hidrometereologi. di Ruang Rapat Sekda Aceh Senin (24/11/2025)
“Keberhasilan pengurangan risiko bencana merupakan hasil kolaborasi multipihak. Karena itu, koordinasi dan sinergi dengan para pakar menjadi kunci dalam mitigasi hingga penanganan darurat bencana,” tegas M. Nasir, MPA
Sekda Nasir menegaskan kepada seluruh SKPA tidak hanya dituntut tangguh di lapangan, tetapi juga harus memiliki data, pemetaan, serta perencanaan yang kuat dalam menghadapi bencana. Rapat hari ini untuk memastikan gerak langkah yang bisa dilakukan dalam melaksanakan penanganan akibat dampak dari bencana hidrometereologi.
“Masih ada beberapa kabupaten/kota yang masih terdampak banjir dan ada beberapa yang sudah surut. Hal ini dikarenakan hujan dengan intensitas tinggi yang terjadi dalam minggu ini, oleh karena itu semua pihak terkait harus bisa mengantisipasi untuk menjaga stabilitas sosial politik yg ada di kabupaten/kota dengan stabil,” ungkap Nasir.
Lebih lanjut, Beliau menyebutkan bahwa bencana hidrometeorologi merupakan fenomena berulang dengan siklus tahunan, lima tahunan, bahkan sepuluh tahunan. Oleh sebab itu, diperlukan rencana aksi dan antisipasi jangka menengah dan panjang
“Aceh Utara, Aceh Timur, Abdya sudah surut, lhokseumawe dan Aceh Singkil masih banji” Sebut Nasir.
“Daerah yang sudah surut juga masih memungkinkan menghadapi banjir susulan dan memerlukan penanganan segera. Perlu ada strategi bagi kita untuk menangani risiko bencana, terutama penanganan kerusakan pasca bencana,” tambah Nasir
Sementara itu Plt. Kepala Pelaksana BPBA, Fadmi Ridwan, SP, MA mengatakan data dari Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops) menyebutkan masih ada 5 (lima) Kabupaten/Kota yang dilanda bencana hidrometeorologi. Fadmi menjelaskan BPBA akan terus berkoordinasi untuk memastikan percepatan penanganan dan tindak lanjut yang diperlukan kedepan.
“Kejadian bencana tersebut telah berdampak pada permukiman dan infrastruktur, dan Alhamdulillah tidak ada korban jiwa. Namun tetap dilaksanakan upaya-upaya kesiapsiagaan potensi bencana. Sesuai arahan Bapak Sekda kita akan terus berkoordinasi dalam penanganan mitigasi resiko bencana” Sebut Fadmi Ridwan, SP, MA
Sesuai dengan Pergub Aceh Nomor 117 Tahun 2018 tentang Bantuan Darurat untuk Pemenuhan Kebutuhan Dasar pada Masa Tanggap Darurat Bencana di Provinsi Aceh yang menetapkan pedoman untuk pemberian bantuan, termasuk barang/jasa untuk korban bencana, yang dilaksanakan oleh BPBA dan dicatat sebagai Barang Milik Aceh, maka BPBA terus berkoordinasi dengan BPBD Kab/Kota agar dapat menyalurkan bantuan darurat secara cepat dan tepat sasaran.
Menurut Fadmi, langkah ini diharapkan dapat mempercepat respons tanggap darurat dan meminimalkan dampak bencana terhadap masyarakat. Fadmi berharap seluruh Komponen dapat turut mensosialisasikan kepada masyarakat akan pentingnya protokol keselamatan, risiko bencana dan pengembangan sistem peringatan dini yang efektif.
Melalui rapat koordinasi ini, disepakati perlunya peningkatan kesiapsiagaan menghadapi ancaman hidrometeorologi pada periode Desember 2025. Upaya mitigasi dan penanganan darurat akan terus diperkuat dengan sinergi multipihak demi meminimalkan dampak bencana terhadap masyarakat Aceh.
imfomasi tambahan bencana hidrometeorologi adalah suatu fenomena bencana alam atau proses merusak yang terjadi di atmosfer (meteorologi), air (hidrologi), atau lautan (oseanografi).
Dampak bencana hidrometeorologi dapat menyebabkan hilangnya nyawa, cedera atau dampak kesehatan lainnya, seperti kerusakan harta benda, hilangnya mata pencaharian dan layanan, gangguan sosial dan ekonomi, atau kerusakan lingkungan.
*Macam-macam Bencana Hidrometeorologi*
Macam-macam contoh bencana hidrometeorologi ada banyak, mulai dari badai siklon tropis, badai petir, badai es, tornado, curah hujan ekstrem, banjir, embun, suhu dingin, dan lain-lain. Berikut ini beberapa macam contoh bencana hidrometeorologi beserta penjelasan singkatnya:
*Banjir*
Banjir adalah luapan air yang meredam tanah yang biasanya kering, yang dapat terjadi akibat limpahan air dari sungai, danau atau laut.
*Longsor*
Tanah longsor terjadi ditandai oleh kemiringan lereng yang curam atau landai, seperti di pegunungan hingga tebing pantai atau di dasar laut, yang dipicu oleh peristiwa tertentu.
*Curah Hujan Ekstrem*
Curah hujan ekstrem dipicu oleh pertumbuhan awan konvektif (cumulonimbus) yang masif dan mencapai atmosfer yang tinggi.
*Angin Kencang*
Angin kencang adalah naiknya kecepatan lebih dari 27,8 km/jam dari wilayah dengan tekanan udara yang lebih tinggi ke wilayah dengan tekanan udara lebih rendah.
*Puting Beliung*
Puting beliung adalah kumpulan angin yang berputar dengan kecepatan tinggi yang dapat berlangsung selama beberapa menit, yang biasa terjadi saat pergantian musim hujan ke musim kemarau (pancaroba).
*Kekeringan*
Kekeringan adalah defisit curah hujan pada suatu wilayah dalam periode tertentu, yang dapat menyebabkan penurunan kelembaban tanah dan kerusakan tanaman.
*Kebakaran Hutan dan Lahan*
Karhutla adalah penurunan terbakarnya banyak pohon, semak, paku-pakuan dan rumput di suatu wilayah, yang disebabkan faktor alam maupun faktor manusia.
*Kualitas Udara Buruk*
Kualitas udara buruk berkaitan dengan tingkat polusi udara yang tinggi, kualitas udara ini ditentukan oleh konsentrasi polutan berdasarkan indeks kualitas udara lainnya.


